Renungan Bunga Belimbing

Pagi ini ku tercenung di depan pintu. Pohon belimbing cukup rindang tanpak penuh bunga. Ada sesuatu yang lain. Tidak seperti biasa. Ku kembali menatap pohon tersebut.Hitam hitam beterbangan berdengung mengisi gendang telingaku.

Beberapa benda hitam itu bergerak dengan lincah. Kesana kemari menjelajahi bunga yang merekah. Yah mereka adalah lebah. Tawon Ndas kata orang jawa. Lebah yang berbentuk hitam besar yang sering orang di buat takut terhadapnya. Sebenarnya tidak usahlah takut karena lebah itu tiada akan menyerang apabila tidak diganggu. Pagi ini aku yang tiada aktivitas begitu terpesona akan tingkah para lebah. Dan angankupun kembali melayang.Beribu pertanyaan datang menyapa.

Dari manakah para lebah, padahal selama ini tiada lebah yang datang? Dari banyaknya para lebah adakah yang nantinya kecele kehabisan madu yang ada?

Ahhh kembali aku takjub dengan apa yang terjadi, suatu kekuasaan ALLAH yang tiada akan terkira. Seketika akupun berpikir tentang manusia, tentang diri ini. Sering manusia dibuat khawatir bahkan takut akan rezeqi yang ada. Manusia kadang sempit hati akan permasalahan ini. Dan inilah salah satu ujian manusia. Katakutan dan kelaparan. Kembali ke masalah lebah, ku jadi teringat ayat al qur'an tentang burung burung yang terbang pagi dan kembali sore hari dengan perut berisi. Subhanallah, rezeqi makhluqNYA bener bener telah dijamin. So pertanyaan tentang apakah lebah akan kecele karena kehabisan madu di bunga belimbing sedikit banyak telah terjawab. Allah telah mengaturnya. Dari mana datangnya, itu juga telah cukup terjawab. Entah dari mana yang pasti ALLAH telah menuntunnya pada bunga belimbing depan pintu ini.

Apa hubungannya dengan kita manusia? tentu ada. Lebah atau burung, makhluk yang lebih rendah derajatnya saja di jamin rezekinya, palagi kita manusia. Mungkin saja ada yang bilang, ahh itu khan cuma omongan, yang penting kenyataannya. Hidup di zaman ini, sungguh susah, bahan makanan mahal. transport naik. dan beribu kebutuhan yang tidak pernah turun. Sedang hidup pasti berjalan tidak kenal istilah menunggu. Perut yang bernyanyi, anak anak yang sakit..bagaimana tidak panik dengan itu. Cukupkah dengan yakin rezeki telah di jamin?

Sebuah keruwetan yang akan hinggap di kepala kita. Tapi mestikah kita panik? Sedang ALLAH melalui KitabNYA telah mengajarkan solusi. Dan tentu saja solusi yang ada tidak semua praktis menyelesaikan masalah, ibarat minta rezeqi maka turunlah hujan uang. Dan inilah hikmahnya. Karea inilah yang akan dinilai ALLAH. Sejauh mana sikap kita menghadapinya.

Astagfirullah....saya mohon ampun jika selama ini saya kadang atau malah sering tidak bersikap bijak dengan ketentuan ALLAH. Diri terlalu panik menghadapi permasalahan yang ada. ALLAH telah menetapkan dalam kitabNYA di atas langit sana, akan Rezeki, jodoh dan mati kita. Kenapa kita mesti takut. ALLAH tiada akan mengingkarinya. JIka kita merasa sempit rezeki tentunya ada hikmah yang ada. Ini adalah tarbiyah ALLAH untuk menaikkan kita ke derajat yang lebih tinggi jika kita mau bersabar dan tentunya bertawakal juga.

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". (Ath-Thalaq : 3) demikianlah janji ALLAH

Dalam hadist nabipun ada keutamaan terhadap orang orang yang di uji kesempitan rezeqi
Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya". (Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud)

So kenapa kita mesti panik, karena di dalam kesempitan rezeki itu ada kebaikan bagi kita di akhirot yang juga di nyatakan oleh orang orang terbaik dari umat ini. Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit".

Akhirnya saya berkesimpulan. Apa yang terjadi baik binatang terlebih manusia pasti ada kebaikan bagi kita. Bencana, kesempitan rezeki atau apapun pasti adalah investasi bagi kita di akhirot kelak, tapi dengan syarat kita mesti sabar juga tawakal dalam menyikapinya. Akhirul kalam cukup saya ungkapkan dari pernyataan seorang sahabat Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya". (Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125)

Tidakkan kita pengin di cintai ALLAH?

0 komentar: