Dari sebuah ketersisihan

Sore kemaren saya kebetulan melihat tayangan Pildacil, ada seorang kontestan yang membuat saya terpana, Adi namanya. Dia tidak seperti kontestan lain. Kakinya seakan berbetuk X. Tadinya saya kira itu hanya actionnya yang begitu semangat layaknya seorang bocah. Ternyata itu memang kondisinya yang memang d harus disandangnya. Kelainan yang menurut medis karena kekurangan vitamin D.

Beberapa saat saya amati penampilan live-nya sambil berbuka. Meski kondisinya yang begitu, tampakm cahaya ghirohnya dalam membawakan ceramahnya. Apalagi saat dia menembangkan lagu Maju Tak Gentar yang telah di ubahnya syairnya. Dia juga begitu pedenya berada di panggung.

Setelah sholat maghrib, saya berusaha menelusuri jiwa jika seseorang seperti Adi tersebut. Sebuah penelusuruan yang juga sebelumnya melihat di televisi sebuah tayangan tentang seseorang yang cacat kakinya sehingga sampai berumur dia hanya berjalan ngesot istilah jawanya. Subhanallah, di kedua pribadi itu ada sebuah ketegaran yang kokoh. Di dalam tayangan tersebut juga terucapkan olehnya, sebut saja Pak Iqbal, Bahwa jika sampai ajal dia belum mendapatkan jodoh, mungkin sudah di sediakan di akhirot. Sebuah ketegaran yang jarang ditemukan. Ketegaran yang semakin luruh oleh dinamika zaman. Dinamika keduniaan dan kebendaan. Sebuah tanya muncul di relung dada. Apakah saya telah tegar menghadapi realita yang ada?

Setiap kita manusia pasti, mempunyai permasalahan. Tapi apakah kita sudah bijak dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan yang kadang atau bahkan sering memakan hati kita, Yang tiada jarang mencerabut angan dan asa kita terhadap sesuatu.

Kembali kepada 2 tokoh sang bocah ADi dan Pak Iqbal. Saya yakin belum tentu kita yang normal tanpa cacat bisa berlaku seperti mereka. Karena untuk menjadi seperti mereka diperlukan sebuah kesabaran yang begitu besar. Kesabaran yang sering berbenturan dengan keingingan keinginan kita. Kesabaran yang bukan hasil dari keputus-asaan. Tapi kesabaran yang bukan menjadikan kekurangan sebagai beban.

Sungguh bahagia bagi orang orang yang bisa besabar. Allah telah berfirman tentang mereka,:Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (An-Nahl : 96)

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar : 10)


Bahkan kita akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.
" Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): 'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu". (Ar-Ra'd : 23-24)

Subhanallah, semoga bisa menjadi salah satu darikaum yang bisa bersabar. Kita sering mendengar sebagian orang berkata bahwa bila telah habis kesabarannya, or kesabarannnya telah habis, sungguh sebenarnya pernyataan tersebut tidak pada tempatnya alias tidak tepat. kesabaran itu tiada ada batasnya. Karena kesabaran itu berjalan seiring dengan cubaan yang ada. Dan cubaan yang ada itu akan selalu ada sepanjang usia manusia. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
"Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun". (Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby)

Dan kabar gembira bagi kita yang bisa berjalan di atas kesabaran.
Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.

"Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130)

So mari kita selalu berusaha menjadi orang yang bersabar agar kita mendapatkan apa yang telah ALLAH janjikan..Bagi kita yang di karuniai wujud yang sempurna, tidakkah kita malu terhadap bocah bocah seperti Adi atau Pak Iqbal?

0 komentar: